Benarkah USB Type-C berbahaya?
January 02, 2017
Saat ini port USB Type-C atau USB-C mulai banyak
digunakan pada smartphone, bahkan mungkin sudah menjadi port standar untuk
gadget baru. Pasalnya, USB Type-C (USB 3.1) ini menawarkan kecepatan transfer
data yang lebih tinggi yakni 10 GB per detik atau sekitar 20 kali lebih cepat
dari port USB tipe lama.
Selain itu, USB Type-C memiliki bentuk yang simetris.
Jadi, kamu tidak perlu lagi bingung cara mencolokkan kabel yang benar.
Ya, USB-C berpotensi mengubah dunia menjadi lebih baik,
tapi masih tidak cukup aman. Masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan
USB-C aman untuk semua orang.
Dilansir dari AndroidCentral, berikut adalah 5 fakta
mengejutkan dari bahaya USB Type-C yang penting untuk diketahui oleh setiap
pengguna gadget.
Fakta Mengejutkan Tentang Bahaya USB Type-C
TINGKAT BAHAYA YANG LEBIH TINGGI
Fakta yang mengejutkan pertama adalah teknologi USB
Type-C ini memiliki** tingkat bahaya yang lebih tinggi** dibandingkan dengan
versi sebelumnya, yakni micro USB. Kebanyakan orang tidak sepenuhnya memahami
mengapa USB-C sangat berbahaya.
Sebagai standar USB terbaru, USB Type-C dirancang dengan
teknologi lebih canggih. USB-C mampu mengirim data lebih banyak dan lebih
cepat, transfer daya pun lebih besar.
Itu adalah kelebihannya. Namun jika kualitas kabel USB-C
tidak sesuai standar, maka dapat dengan mudah menghancurkan perangkat kamu
dalam sekejap.
KABEL USB TYPE-C PALSU
Tidak hanya bisa merusak perangkat, penggunaan kabel
USB-C palsu atau yang tidak sesuai juga dapat membahayakan penggunanya. Karena
rancangan kabel USB-C ini lebih rumit dalam mengatur transfer data dan daya.
Tidak semua orang memiliki pengetahuan tentang teknologi
yang mendalam. Bagaimana jika orang awam membeli kabel USB Type-C sembarangan,
entah itu untuk cadangan atau sebagai pengganti?
Ya, dibutuhkan solusi secara nyata segera. Untuk
keamanan, sebaiknya kamu menggunakan kabel USB-C bawaan saja.
KECURANGAN PRODUSEN AKSESORIS
Beberapa produsen aksesori tertangkap basah menggunakan
standar kabel micro USB dan hanya mengganti ujungnya saja seperti bentuk USB
Type-C. Hal ini jelas dapat membahayakan karena bisa merusak perangkat kamu
yang pada dasarnya menggunakan USB Type C.
Jika memang USB-C kamu rusak atau hilang, sebaiknya kamu
membeli pada produsen resmi dari smartphone yang kamu gunakan. Pastinya lebih
mahal, tapi lebih baik mengeluarkan sedikit lebih banyak uang bukan untuk
menjamin keamanan.
FAST CHARGING
Masalah ini juga bukan hanya soal kualitas kabel yang
buruk, beberapa pabrikan ponsel juga diketahui tidak bermain sesuai dengan aturan
yang ada. Contohnya USB Type-C diklaim dapat melakukan proses pengisian ulang
baterai yang jauh lebih cepat. Teori tersebut mungkin benar adanya. Namun juga
boleh dikatakan tidak sepenuhnya benar.
Contohnya begini, awalnya teknologi Quick Charge milik
Qualcomm tidak kompatibel dengan USB-C. Namun, itu tidak menghentikan Qualcomm
dan pabrikan ponsel untuk membawa fitur pengisian cepat. Terus, ada juga
OnePlus dengan Fash Charging-nya.
Mereka pun membuat kabel USB Type-C dengan spesifikasi
khusus untuk menghadirkan fitur Quick Charge, kabar buruknya kabel USB Type-C
standar berkualitas buatan produsen aksesori pihak ketiga pun tidak bisa
digunakan. Jika memaksa, berpotensi untuk menimbulkan masalah yang sangat
serius bagi pengguna yang membeli kabel murah secara online.
BELUM ADA STANDARISASI
Alih-alih mengikuti panduan untuk membuat USB-C standar
yang kompatibel dengan banyak perangkat, banyak pabrikan ponsel yang malah
lebih suka menonjolkan fitur tertentu yang sebenarnya tidak lebih baik dari
kelebihan USB Type-C itu sendiri.
Akhir kata, dibutuhkan kejelasan spesifikasi USB Type-C
dan perlu standardisasi antara pihak pabrikan ponsel dan pembuat aksesori pihak
ketiga.
Ya, kita tidak bisa mengelak perkembangan teknologi
bukan? Semoga informasi ini bermanfaat dan bagaimana pendapat kamu sendiri
tentang penggunaan USB Type-C? Share ya pendapat kamu di kolom komentar di
bawah ini!
source
0 comments